A. Pengertian
Eritoblastosis adalah uatu sindroma yang ditandai oleh anemia berat pada janin dikarenakan ibu menghasilkan antibodi yang menyerang sel darah janin. Sindroma ini merupakan hasil dari inkompabilitas kelompok darah ibu dan janin terutama pada sistem rhesus.1 Sistem Rhesus merupakan suatu sistem yang sangat kompleks dan masih banyak perdebatan baik mengenai aspek genetika, nomenklatur maupun interaksi antigeniknya. Pada tahun 1932, Diamond, Blackfan dan Baty melaporkan bahwa fetal anemia yang ditunjukkan dengan jumlah eritroblas yang ada dalam sirkulasi darah menggambarkan sindroma ini.
Eritoblastosis adalah uatu sindroma yang ditandai oleh anemia berat pada janin dikarenakan ibu menghasilkan antibodi yang menyerang sel darah janin. Sindroma ini merupakan hasil dari inkompabilitas kelompok darah ibu dan janin terutama pada sistem rhesus.1 Sistem Rhesus merupakan suatu sistem yang sangat kompleks dan masih banyak perdebatan baik mengenai aspek genetika, nomenklatur maupun interaksi antigeniknya. Pada tahun 1932, Diamond, Blackfan dan Baty melaporkan bahwa fetal anemia yang ditunjukkan dengan jumlah eritroblas yang ada dalam sirkulasi darah menggambarkan sindroma ini.
(Sumber : www.emaze.com) |
Rhesus
positif (rh positif) adalah seseorang yang mempunyai rh-antigen pada
eritrositnya sedang Rhesus negatif (rh negatif) adalah seseorang yang tidak
mempunyai rh-antigen pada eritrositnya. Antigen pada manusia tersebut dinamakan
antigen-D dan merupakan antigen yang berperan penting dalam transfusi. Tidak
seperti pada sistem ABO dimana seseorang yang tidak mempunyai antigen A/B akan
mempunyai antibodi yang berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem Rhesus
pembentukan antibodi hampir selalu oleh suatu paparan apakah itu
dari transfusi atau kehamilan. Sistem golongan darah Rhesus merupakan antigen
yang terkuat bila dibandingkan dengan sistem golongan darah lainnya. Pemberian
darah Rhesus positif (D+) satu kali saja sebanyak ± 0,1 ml secara parenteral
pada individu yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (D-) sudah dapat
menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) walaupun golongan darah ABOnya sama.
Penyakit
hemolisis pada janin dan bayi baru lahir adalah anemia hemolitik akut yang
diakibatkan oleh alloimun antibodi (anti-D atau inkomplit IgG antibodi golongan
darah ABO) dan merupakan salah satu komplikasi kehamilan. Antibodi maternal
isoimun bersifat spesifik terhadap eritrosit janin dan timbul sebagai reaksi
terhadap antigen eritrosit janin. Penyebab hemolisis tersering pada neonatus
adalah pasase transplasental antibodi maternal yang merusak eritrosit janin.
(Sumber : www.slideshare.net) |
Pada
tahun 1892, Ballantyne membuat kriteria patologi klinik untuk mengakkan
diagnosis hidrops fetalis. Diamond dkk. (1932) melaporkan tentang anemia janin
yang ditandai oleh sejumlah eritroblas dalam darah berkaitan dengan hidrops
fetalis. Pada tahun 1940, Lansstainer menemukan faktor Rhesus yang berperan
dalam patogenesis kelainan hemolisis pada janin dan bayi. Levin dkk (1941)
menegaskan bahwa eritroblas disebabkan oleh isoimunisasi maternal dengan faktor
janin yang diwariskan secara paternal. Find (1961) dan freda ( 1963) meneliti
tentang tindakan profilaksis maternal yang efektif
B. Patofisiologi
Penyakit
inkompabilitas Rh dan ABO terjadi ketika sistem imun ibu menghasilkan antibodi
yang melawan sel darah merah janin yang dikandungnya. Pada saat ibu hamil,
eritrosit janin dalam beberapa insiden dapat masuk kedalam sirkulasi darah ibu
yang dinamakan fetomaternal microtransfusion. Bila ibu tidak
memiliki antigen seperti yang terdapat pada eritrosit janin, maka ibu akan
distimulasi untuk membentuk imun antibodi. Imun anti bodi tipe IgG tersebut
dapat melewati plasenta dan kemudian masuk kedalam peredaran darah janin
sehingga sel-sel eritrosit janin akan diselimuti (coated) dengan
antibodi tersebut dan akhirnya terjadi aglutinasi dan hemolisis, yang kemudian
akan menyebabkan anemia (reaksi hipersensitivitas tipe II). Hal ini akan
dikompensasi oleh tubuh bayi dengan cara memproduksi dan melepaskan sel-sel
darah merah yang imatur yang berinti banyak, disebut dengan eritroblas (yang
berasal dari sumsum tulang) secara berlebihan.
(Sumber : clevero) |
Produksi
eritroblas yang berlebihan dapat menyebabkan pembesaran hati dan limpa yang
selanjutnya dapat menyebabkan rusaknya hepar dan ruptur limpa. Produksi
eritroblas ini melibatkan berbagai komponen sel-sel darah, seperti
platelet dan faktor penting lainnya untuk pembekuan darah. Pada saat
berkurangnya faktor pembekuan dapat menyebabkan terjadinya perdarahan yang
banyak dan dapat memperberat komplikasi. Lebih dari 400 antigen terdapat pada
permukaan eritrosit, tetapi secara klinis hanya sedikit yang penting sebagai
penyebab penyakit hemolitik. Kurangnya antigen eritrosit dalam tubuh berpotensi
menghasilkan antibodi jika terpapar dengan antigen tersebut. Antibodi tersebut
berbahaya terhadap diri sendiri pada saat transfusi atau berbahaya bagi janin.
C. Gejala Klinis
Terdapat
dua gejala klinis utama pada eritroblastosis fetalis, yaitu :
1. Hidrops Fetalis
Hidrops
fetalis adalah suatu sindroma ditandai edema menyeluruh pada bayi, asites dan
pleural efusi pada saat lahir. Perubahan patologi klinik yang terjadi
bervariasi, tergantung intensitas proses. Pada kasus parah, terjadi edema
subkutan dan efusi ke dalam kavum serosa (hidrops fetalis). Hemolisis yang
berlebihan dan berlangsung lama akan menyebabkan hiperplasia eritroid pada
sumsum tulang, hematopoesis ekstrameduler di dalam lien dan hepar, pembesaran
jantung dan perdarahan pulmoner. Asites dan hepatosplenomegali yang terjadi
dapat menimbulkan distosia akibat abdomen janin yang sangat membesar.
Hidrothoraks yang terjadi dapat mengganggu respirasi janin.
2. Hiperbilirubin
Hiperbilirubin
dapat menimbulkan gangguan sistem syaraf pusat, khususnya ganglia basal atau
menimbulkan kernikterus. Gejala yang muncul berupa letargia, kekakuan
ekstremitas, retraksi kepala, strabismus, tangisan melengking, tidak mau
menetek dan kejang-kejang. Kematian terjadi dalam usia beberapa minggu.
UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD
UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD
UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD