Jumat, 19 Januari 2018

ASKEP PADA PASIEN FEBRIS KONVULSI

A. Definisi
  1. Febris Convulsi adalah ganguan sementara yang terjadi pada anak-anak yang ditandai dengan demam (Wong, D.T. 1999: 182) 
  2. Febris Convulsi adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (Rectal di atas 38° C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium
  3. Kejang adalah terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38°C) Sering dijumpai pada anak usia 6 bulan sampai 4 tahun
B. Penyebab
Penyebab dari penyakit kejang convulsi ini adalah: Infeksi yang mengenai jaringan ekstrakranial seperti tonsilitis,otitis media akut, bronkitis.

(Sumber : intermountainhealthcare.org)

C. Tanda dan Gejala
1. Kriteria Febris Convulsi menurut (Riyadi,2009) meliputi:
  • Febris Convulsi sederhana ( yaitu kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum)
  • Epilepsi yang diprovokasi oleh demam
  • Suhu tubuh anak (suhu rektal >38°C)
  • Timbulnya kejang yang bersifat tonik klonik
  • Menurut Behman (2000: 843) kejang demam terkait dengan kenaikan suhu yang tinggi dan biasanya berkembang bila suhu tubuh mencapai 39° C
  • Febris Convulsi yang menetap > 15 menit menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi atau toksik selain itu juga dapat terjadi mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan dan kelemahan serta gerakan sentakan terulang.
  • Saat kejang anak tidak berespon terhadap rangsangan seperti panggilan, cahaya (penurunan kesadaran)
2. Menurut Livingstone (Riyadi, 2009.) Ada 7 kriteria tanda dan gejala Febris Convulsi 
  • Umur anak saat kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun
  • Kejang hanya berlangsung tidak lebih dari 15 menit
  • Kejang bersifat umum (tidak pada satu bagian tubuh, seperti pada otot rahang saja)
  • Kejang timbul 16 jam pertama setelah timbulnya demam
  • Pemeriksaan sistem persyarafan sebelum dan setelah kejang, tidak ada kelainan
  • Pemeriksaan elektro enchephaloghrapy dalam kurun waktu 1 minggu atau lebih setelah suhu normal tidak dijumpai kelainan
  • Frekuensi kejang dalam waktu 1 tahun tidak lebih dari 4 kali
D. Patofisiologi


E. Pemeriksaan Diagnosa
  1. Elektro enchephalograpy
    Pemeriksaan EEG dibuat 10-14 hari setelah bebas panas tidak menunjukan kelainan likuor. Gelombang EEG lambat didaerah belakang dan unilateral menunjukan Febris Convulsi kompleks. Pemeriksaan EEG penting untuk menegakkan diagnosa ini. EEG juga diperlukan untuk menentukan prognosis pada bayi cukup bulan. Bayi yang menunjukkan EEG latar belakang abnormal dan terdapat gelombang tajam multifokal atau dengan brust supresion atau bentuk isoelektrik, mempunyai prognosis yang tidak baik dan hanya 12 % diantaranya mempunyai atau menunjukkan perkembangan normal. Pemeriksaan EEG dapat juga digunakan untuk menentukan lamanya pengobatan.
  2. Pemeriksaan EKG dapat mendekteksi adanya hipokalsemia
  3. Dilakukan pemerikaan gram bakteri serta pemeriksaan penunjang lain untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang menjadi penyebab infeksi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memilih jenis antibiotik yang cocok diberikan pada pasien anak dengan Febris Convulsi
UNTUK BACA SELANJUTNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD
CARI ASKEP LAIN